Home › Sorotan › Firli Makan Durian Bersama Di ruang TerbukaÂ
2 Jurnalis Diintimidasi Pengawal di Markas Wartawan
Firli Makan Durian Bersama Di ruang TerbukaÂ
![Firli Makan Durian Bersama Di ruang TerbukaÂ](https://tabloiddiksi.com/foto_berita//797519Screenshot_20231111_143657_Google.jpg)
Ketua KPK Firli Bahuri duduk bareng Sekber Jurnalis Kota Banda Aceh.
BANDA ACEH - Dua wartawan di Banda Aceh diduga diintimidasi pengawal Ketua KPK Firli Bahuri. Intimidasi itu terjadi saat Firli berkunjung ke Sekretariat Bersama (Sekber) Jurnalis atau markas wartawan di Tanah Rencong.
Firli datang ke Sekber yang berlokasi di Jalan STA Mahmudsyah, Banda Aceh, pada Kamis (10/11/23) malam. Dia hadir bersama pengurus Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) wilayah Aceh untuk makan durian bersama.
Informasi kedatangan Firli di Sekber menyebar di grup wartawan. Beberapa jurnalis datang ke lokasi untuk melakukan peliputan.
-
Seorang wartawan KompasTV dan Kompas.com, Raja Umar mengatakan, begitu tiba di lokasi dirinya memakai id card dan mengeluarkan kamera dari tas lalu menghampiri Firli untuk meminta izin wawancara. Umar juga sudah memperkenalkan dirinya sebagai wartawan dan asal media.
"Saat itu saya ingin mewawancara ketua KPK terkait agenda kunjungan ke Aceh dan tanggapannya terhadap tudingan Firli mengulurkan waktu dari panggilan Polda Metro. Lalu Firli menjawab tidak ada komentar, saya lagi makan duren. Saya bilang ya udah pak siap makan duren boleh ya saya tunggu," kata Umar saat dimintai konfirmasi, Jumat (10/11/2023).
-
Tak lama berselang, Umar didatangi pengawal Firli dan mengingatkan untuk tidak mengambil foto dan video. Umar menyebut dirinya sebagai wartawan yang sedang bertugas sambil berjalan menuju tempatnya duduk.
Lokasi dia duduk agak jauh dari rombongan Firli. Beberapa saat berselang, Umar kembali didatangi pria berpakaian preman dan memintanya menghapus foto pertemuan Firli tersebut.
-
"Saya menolak untuk menghapus dan menanyakan apa hak anda menyuruh saya untuk hapus foto, lalu dia menjawab dia polisi berhak meminta saya hapus foto itu. Nah karena dipaksa disuruh buka galeri di HP, saya langsung hidupkan rekaman saya rekam, lalu saya tanya sambil buka galeri yang mana foto yang harus saya hapus. Dan polisi itu tau saya merekam audio, dia juga meminta menghapus rekaman tersebut lalu saya melawan," ujar Umar.
"Rekaman audio itu saya kirim ke grup Kompas.com karena saya merasa diintimidasi oleh pengawal Firli. Tujuannya kalau terjadi sesuatu dengan saya itu akan menjadi salah satu barang bukti di kemudian hari," lanjutnya.
-
Umar mengaku saat itu belum sempat mengambil video pertemuan Firli di markas wartawan. Setelah kejadian itu, dia mengabari beberapa jurnalis televisi lain sehingga mereka datang ke lokasi.
"Insiden itu kemudian saya langsung kabari ke beberapa wartawan tv yang tergabung dalam IJTI agar mereka segera ke lokasi untuk sama-sama meliput Firli. Karena sebelumnya ada juga wartawan Puja TV namanya Nurmala juga mengalami intimidasi saat mengabadikan foto saya menghampiri Firli untuk minta izin wawancara. Nurmala pun diminta paksa hapus foto tersebut," jelas Umar.
-
-
-
Komentar Via Facebook :