Home › Politik › PANGGUNG DINASTIÂ POLITIK TERABAS
Menunggu Gagasan Gibran, Kaesang, dan BobbyÂ
PANGGUNG DINASTIÂ POLITIK TERABAS
![PANGGUNG DINASTIÂ POLITIK TERABAS](https://tabloiddiksi.com/foto_berita//542052Screenshot_20231112_092324_Chrome.jpg)
Gibran, Kaesang, dan Bobby Nasution.
JAKARTA - GIBRAN Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep, dan Bobby Nasution barangkali adalah tiga politisi muda yang saat ini paling sering namanya disebut dalam perbincangan politik nasional. Langkah politik mereka menarik perhatian khalayak bukan karena sesuatu yang genuine ditorehkan, melainkan karena dalam berpolitik mereka bertiga terlihat "asal trabas".
Trabas dalam bahasa Jawa adalah jalan pintas atau terobos. Sementara KBBI menyebut menerabas, yang berarti menerobos atau menyerobot. Semua diksi itu bermakna peyoratif, mencitrakan upaya yang tidak sesuai prosedur atau kaidah yang lumrah.
-
Asal trabas sekalipun adalah cara yang cepat, atau singkat, namun berisiko. Apa lagi bila aksi trabas yang dilakukan ada pada ranah politik, tentu saja bisa berdampak buruk terhadap kultur atau budaya politik, begitupula output dan outcome dari aksi asal trabas biasanya tak begitu impresif.
Gibran, Kaesang, dan Bobby boleh disebut politisi asal trabas karena mereka masuk dan berkiprah di gelanggang politik secara instan, lewat jalan pintas, tidak melalui proses atau jalur semestinya, tapi karena punya "privilege sebagai anak seorang presiden". Mereka bisa eksis di politik sejatinya bukan karena keringat dan perjuangan politik dari bawah, lewat jalur aktivis atau politisi yang matang dalam berbagai agenda advokasi dan pendampingan rakyat, atau setidaknya lahir dari kalangan intelektual kampus yang gagasannya teruji di forum-forum diskusi. Bahkan hingga kini masyarakat luas belum mendengar apa saja gagasan besar atau membaca narasi-narasi megah dari mereka. Pun dalam kapasitas masing-masing, mereka belum memiliki karya, modal sosial dan prestasi yang layak dibanggakan. Gibran yang awalnya adalah pengusaha katering, dan pada Maret 2018 mengaku tidak akan masuk politik dan hanya mau berbisnis, namun kemudian ia masuk PDIP dan dicalonkan sebagai Wali Kota Solo 2020.
-
Dengan status sebagai putra presiden tentu dengan mudah Gibran memenangkan pemilihan itu. Begitu pula Bobby, dengan modal sebagai anak mantu presiden, ia masuk PDIP, untuk mendapat rekomendasi partai dan kemudian melenggang mulus, menjabat Wali Kota Medan, sekalipun minim pengalaman sebagai pemimpin. Lain lagi Kaesang, sebelumnya bisnis kuliner, dalam waktu singkat, hanya dua hari setelah menjadi anggota PSI, ia langsung didapuk sebagai ketua umum partai.
Langkah ini bisa jadi yang paling cepat dalam sejarah partai politik di Indonesia, orang luar yang baru masuk, langsung jadi "nahkoda partai". Kemudian dalam waktu yang singkat pula, jalan-jalan, sudut kota hingga ke pelosok terpasang spanduk dan baliho PSI yang menampilkan gambar Kaesang dengan "latar Jokowi". Ditengarai sebagian atribut partai yang dipasang itu tanpa izin, membuat aroma pengaruh kekuasan sulit ditepis.
-
Komentar Via Facebook :